LAPORAN
PRAKTIKUM BIOKIMIA
Disusun
oleh
Nama : Hanis
Nuraini
NIM : C31120062
Golongan : A
Dosen : Dr.
Ir. Rr. Merry Muspita DU . MP
JURUSAN
PETERNAKAN
POLITEKNIK
NEGERI JEMBER
2013
Kata
Pengantar
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan bagi saya
untuk melaksanakan kegiatan praktikum biokimia “Pengamatan asam pada
karbohidrat” melalui uji Molish, Uji Seliwanoff, Uji Bial, dan Uji Antron..
Biokimia
adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang macam –macam molekul yang ada di
dalam sel makhluk hidup atau organisme dan reaksi kimia yang terjadi diantara
molekul-molekul tersebut. Di dalamnya terdapat identifikasi berbagai macam zat
termasuk karbohidrat yang berperan sebagai sumber energi paling tinggi .
melalui praktikum ini di harapkan para pembaca khususnya mahasiswa dapat
memahami dan mengaplikasikan materi dalam kehidupan sehari-harinya.
Ucapan
terima kasih kepada Dosen pembimbing serta teknisi yang membantu jalannya
praktikum sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan baik, serta teman- teman
mahasiswa yang ikut berpartisipasi dalam praktikum ini.
Laporan
hasil praktikum ini masih jauh dari kesempurnaan,mengingat keterbatasan pengetahuan
dan materi.oleh karena itu saran dan kritik dari para pembaca menjadi suatu
pertimbangan bagi saya demi kesempurnaan laporan ini dan pembuatan laporan
selanjutnya.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan praktikum
1. Mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam suatu bahan.
2. Mengetahui
adanya reaksi – reaksi yang terjadi pada karbohidrat.
3. Mengetahui beberapa sifat kimia karbohidrat.
4. Mengetahui
asam yang terkandung pada karbohidrat.
1.2 Landasan
Teori
Karbohidrat merupakan persenyawaan antara karbon, hidrogen, dan oksigen
yang terdapat di alam dengan rumus empiris Cn(H2O)n.Dari rumus
struktur akan terlihat bahwa ada gugus fungsi penting yang terdapat pada
molekul karbohidrat yaitu gugus fungsi karbonil(aldehid dan keton). Gugus-gugus
fungsi itulah yang menentukan sifat senyawa tersebut. Berdasarkan gugus yang
ada pada molekul karbohidrat dapat didefinisikan sebagai polihidroksialdehida
dan polihidroksiketon atau senyawa yang menghasilkannya pada proses
hidrolisis (Tim Dosen, 2010).
Karbohidrat yang diberi
asam mineral pekat seperti asam sulfat akan rusak dan membentuk zat berwarna.
Warna yang dihassilkan dipengaruhi oleh waktu, suhu, jenis gula dan konsentrasi
asam. Zat berwarna tersebut tidak dapat larut dalam airdan juga zat lain
seperti asam format, asam levulinat, furfural, metilfurfuraldan hidroksimetil
furfural. Zat yang berwarna gelap sering dissebut zat humic.
Karbohidrat jenis
ketosa ( fruktosa, serbosa) lebih mudah terjadi reaksi warna daripada aldosa
(glukosa, laktosa, maltosa) sebab struktur molekulnya lebih mudah rusak. Hal
ini dapat dibuktikan dengan pemberian asam klorida pada fruktosaa atau sorbosa
dan akan terjadi zat warna ungu daalam beberapa menit kemudian menjadi gelap.
Sedangkaan aldosa akan memberikan warna kuning muda dalamwaktu beberapa jam.
Karbohidrat yang mengandung sukrosa akan membentuk warna yang lambat.
Pentosa dengan asam
kuat yang panas menghasilkan furfural. Sedangkan 6-dioksialdoheksosa
menghasilkan 5-metilfurfural. Heksosa dengan asam kuat yang panas menghasilkan
5 (hidroksimetil) furfural, dan senyawa ini lebih mudah larut daaripada
furfural dan tidak meenguap dengan uap air panas. Furfural yang terjadi senyawa
turunan dari aldehid furan.
Contoh lainnya, jika
D-glukosa yang dicampur dengan asam klorida pekat akan menyebabkan dehidrasi
senyawa tersebut menjadi furfural. Sakarida akan berubah menjaddi 5
(hidroksimetil) furfural jika di reaksikan dengan fenol (seperti resorsinol)
akan berkondensasi dan menunjukkan warna yang spesifik. Hasil kondensasi ini
sering digunakan untuk keperluuan analisa karbohidrat dengan metode pengujian
kolorimetris.
Glukosa
(C6H12O6,):
heksosa—monosakarida
yang mengandung enam atom
karbon. Glukosa merupakan aldehida
(mengandung gugus -CHO). Lima karbon dan satu oksigennya
membentuk cincin yang disebut "cincin piranosa", bentuk paling stabil
untuk aldosa
berkabon enam.D-glukosa memiliki sifat mereduksi reagen Benedict, Haynes,
Barfoed, gula pereduksi, memberi osazon dengan fenilhidrazina, difermentasikan
oleh ragi dan dengan HNO3 membentuk asan sakarat yang larut (Harper et al,
1979).
Fruktosa
: adalah suatu ketoheksosa yang dapat dibedakan dari glukosa dengan pereaksi
seliwanoff, yaitu larutan resorsinol (1,3 dihidroksi benzene) dalam asam HCl.
Dengan pereaksi ini, mula-mula fruktosa diubah menjadi hidroksimetilfurfural
yang selanjutnya bereaksi dengan resorsinol membentuk senyawa yang berwarna
merah. pereaksi Seliwanoff ini khas untuk menunjukkan adanya ketosa.D-fruktosa
mempunyai sifat mereduksi reagen Benedict, Haynes, Barfoed (gula pereduksi),
membentuk osazon dengan fenilhidrazina yang identik dengan osazon glukosa,
difermentasi oleh ragi dan berwarna merah ceri dengan reagen Seliwanoff
resorsinol-HCl (Harper et al, 1979).
Pentosa:
Beberapa pentosa yang penting diantaranya adalah arabinosa, xilosa, ribosa dan
2-deoksiribosa. Arabinosa diperoleh dari gum arab dengan jalan hidrolisis,
sedangkan xilosa diperoleh dari proses hidrolisis terhadap jerami atau kayu.
Xilosa terdapat pada urine seseorang yang disebabkan oleh suatu kelainan pada
metabolisme karbohidrat. Kondisi seseorang sedemikian itu disebut pentosuria.
Ribosa dan deoksiribosa merupakan komponen dari asam nukleat dan dapat
diperoleh dengan cara hidrolisis.. (McGilvery&Goldstein, 1996)
Selulosa
:Dalam tubuh kita selulosa tidak dapat dicernakan karena kita tidak mempunyai
enzin yang dapat menguraikan selulosa. Dengan asam encer tidak dapat
terhidrolisis, tetapi oleh asam dengan konsentrasi tinggi dapat terhidrolisis
menjadi selobiosa dan D-glukosa. Selobiosa adalah suatu disakarida yang terdiri
atas dua molekul glukosa yang berikatan glikosidik antara atom karbon 1 dengan
atom karbon 4. (McGilvery&Goldstein, 1996).
BAB
II
MATERI
DAN METODE
2.1
Materi
Alat dan bahan
yang di gunakan dalam praktikum ini meliputi:
Uji Molish
Alat: Bahan
Rak Tabung reaksi - Larutan
Glukosa 0.02 M
4 buah tabung reaksi - Larutan Celulose 0,01 M
Pipet tetes -
Larutan Furfural 0,04 M
-
Larutan amilum / pati 0.07%
-
Larutan naftol 5%
-
Larutan H2SO4 (p)
Uji Selliwanoff
Alat: Bahan
Rak Tabung reaksi - Larutan
Fruktosa 0,01 M
2 buah tabung reaksi - Larutan Glukosa 0.01 M
Waterbath - Larutan HCl 5 N
Pipet tetes - Risolsinol
Gelas ukur
Uji Bial
Alat: Bahan
Rak Tabung reaksi - Larutan Pentosa A
2 buah tabung reaksi -
Larutan Pentosa B
Waterbath - Larutan
Pipet tetes - Larutan Lactosa 0,04 M
Gelas ukur - Larutan Lactosa 0,01 M
Uji Antron
Alat: Bahan
Rak Tabung reaksi - Larutan Larutan Antron
3 buah tabung reaksi - Larutan H2SO4
Pipet tetes - Larutan Sacarida 0,01 M
2.2 Metode
Metode praktikum meliputi langkah
atau cara kerja praktik yang di laksanakan.
Uji
Molish:
1.
Menyiapkan 4 buah tabung reaksi dan
masing- masing beri tanda “1” pada
tabung pertama,”2” pada tabung kedua,“3”
pada tabung ke tiga, dan “4” pada
tabung keempat.
2.
Mengisi larutan Glukosa 1 ml pada
tabung 1, larutan Cellulose 1 ml pada tabung 2, larutan Amilum 1 ml pada tabung
3, dan larutan Furfural 1 ml pada tabung 4.
3.
Menambahkan masing - masing 2 tetes
larutan Naftol 5% menggunakan pipet tetes pada tabung 1 ,2, 3, dan 4
4.
Menambahkan 3 ml larutan H2SO4(p)
pada setiap tabung menggunakan pipet tetes dan dialirkan melalui dinding
tabung.
5.
Mengamati dan mencatat perubahan
dan reaksi yang terjadi .
Uji
Seliwanoff
1.
Menyiapkan 2 buah tabung reaksi dan
masing- masing beri tanda “1” pada
tabung pertama dan ”2” pada tabung kedua.
2.
Tabung 1 diisi 2 ml larutan fruktosa 0,01 M dan tabung 2 diisi dengan 2 ml larutan
glukosa 0,01 M.
3.
Menambahkan 2 ml larutan HCl 5N
pada setiap tabung dengan menggunakan pipet tetes dan melakukan homogenisasi.
4.
Menata kedua tabung kedalam gelas
ukur yang adan dalam waterbath dan memanaskannya selama 30 menit.
5.
Menit ke -30 , kedua tabung
tersebut diangkat lalu didinginkan.
6.
Menambahkan 0,5 ml risolsinol 0,5%
pada masing-masing tabung dan dihomogenisasi.
7.
Mengamati dan mencatat perubahan
reaksi yang terjadi.
Uji
Bial
1.
Menyiapkan 2 buah tabung reaksi dan
masing- masing beri tanda “1” pada
tabung pertama dan ”2” pada tabung kedua.
2.
Tabung 1 diisi dengan larutan
pentosa A 2ml dan tabung 2 diisi dengan larutan pentosa B 2 ml.
3.
Mengisi kedua tabung tersebut
dengan 5 ml pelarut Bial menggunakan pipet tetes.
4.
Menata kedua tabung kedalam gelas
ukur yang adan dalam waterbath dan memanaskannya selama 10 menit.
5.
Mengamati dan mencatat perubahan reaksi
yang terjadi.
Uji
Antron
1.
Menyiapkan 3 buah tabung reaksi dan
masing –masing beri tanda “1” untuk tabung pertama, “2” untuk tabung kedua, dan
“3” untuk tabung ketiga.
2.
Memasukkan 2 ml larutan Antron pada
tabung 1 dan 2.
3.
Memasukkan 0,2 ml larutan H2SO4 dan
5 ml larutan sacarida 0,01 M pada tabung 1 dan 3.
4.
Mengamati dan mencatat perubahan
warna yang terjadi.
BAB III
3.1
Tabel Hasil Pengamatan Uji Molish
No tabung
|
Larutan Gula
|
Larutan campuran
|
Hasil
Pengamatan
|
|
Sebelum pencampuran
|
Sesudah pencampuran
|
|||
1
|
Glukosa 1 ml
(0,02 M)
|
·
Naftol
5%(2 tetes)
·
H2SO4
3 ml
|
Warna putih
bening
|
-
Terdapat
empat lapisan warna, jika di urutkan dari yang teratas hingga bawah
:(ungu,ungu kehitaman,ungu kemerahan, merah bening)
-
Terdapat
cincin berwarna ungu pada lapisan ke-4
|
2
|
Cellulosa 1 ml
(0,01 M)
|
·
Naftol
5%(2 tetes)
·
H2SO4
3 ml
|
Warna putih
bening
|
-
Terdapat
tiga lapisan warna, jika di urutkan
dari yang teratas hingga bawah :(putih keruh,ungu , putih bening)
-
Terdapat
cincin berwarna ungu pada lapisan ke- 2
|
3
|
Pati/amilum 0.07%
1 ml
|
·
Naftol
5%(2 tetes)
·
H2SO4
3 ml
|
Warna putih
bening
|
-
Terdapat
tiga lapisan warna, jika di urutkan
dari yang teratas hingga bawah :(putih keruh,ungu , putih bening)
-
Terdapat
cincin berwarna ungu pada lapisan ke- 2
|
4
|
Furfural 1 ml
(0,01 M)
|
·
Naftol
5%(2 tetes)
·
H2SO4
3 ml
|
Warna putih
bening
|
-
Terdapat
tiga lapisan warna, jika di urutkan
dari yang teratas hingga bawah :(coklat muda, coklat pekat,coklat bening)
-
Terdapat
cincin berwarna coklat pada lapisan
ke- 2
|
Hasil
pengamatan Uji Seliwanoff
No tabung
|
Larutan HCl
|
Larutan Gula
|
Risolsinol
|
Hasil
pengamatan
|
|
Sebelum
pencampuran
|
Sesudah
pencampuran
|
||||
1
|
2 ml HCl
(5 N)
|
2 ml fruktosa
(0,01 M)
|
0,5 ml Risolsinol
(0.5 %)
|
Larutan berwarna
putih bening
|
-
Menit
ke-30 dan setelah di campur dengan risolsinol terjadi reaksi berupa perubahan
warna menjadi merah muda
|
2
|
2 ml HCl
(5 N)
|
2 ml glukosa
(0,01 M)
|
0,5 ml Risolsinol
(0.5 %)
|
Larutan berwarna
putih bening
|
-
Menit
ke-30 dan setelah di campur dengan risolsinol tidak terjadi perubahan warna (tetap
putih bening)
|
Hasil
pengamatan Uji Bial
No Tabung
|
Pereaksi Bial
|
Larutan
pentosa
|
Hasil
pengamatan
|
|
Sebelum
pencampuran
|
Sesudah
pencampuran
|
|||
1
|
5 ml
|
Pentosa A (2 ml)
|
Berwarna biru
|
Warna
tetap biru tetapi lebih pekat
|
2
|
5 ml
|
Pentosa B (2 ml)
|
Berwarna biru
|
Warna
menjadi biru kehijauan
|
Hasil
Pengamatan Uji Antron
No Tabung
|
Larutan Antron
|
Larutan H2SO4
(p)
|
Larutan
Sacarida
|
Hasil
Pengamatan
|
|
Sebelum
pencampuran
|
Sesudah
pencampuran
|
||||
1
|
2 ml
|
0,2 ml
|
5 ml konsentrasi
(0,01 M)
|
Larutan berwarna kuning
bening
|
Warna berubah
menjadi kuning keruh
|
2
|
2 ml
|
0,2 ml
|
--
|
Larutan berwarna
kuning bening
|
Warna tetap
kuning bening ( tidak ada perubahan)
|
3
|
--
|
0,2 ml
|
5 ml konsentrasi
(0,01 M)
|
Larutan berwarna
putih bening
|
Warna tetap putih bening ( tidak ada perubahan)
|
3.2 Pembahasan
Uji Molish
Berdasarkan percobaan ini diperoleh data bahwa Larutan
uji yang telah dicampurkan dengan pereaksi Molisch, dialirkan dengan larutan H2SO4
pekat dengan cara memiringkan tabung reaksi. Hal ini dilakukan agar
larutan H2SO4 tidak bercampur dengan larutan yang ada
dalam tabung, sehingga pada akhir reaksi diperoleh suatu pembentukan cincin
berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan larutan dalam tabung.Dengan bahan
yang diujikan adalah glukosa, selulosa, pati menunjukkan hasil yang positif.
Hal ini membuktikan adanya suatu karbohidrat dalam larutan tersebut. Sedangkan
untuk larutan furfural juga terdapat cincin namun dengan warna yang berbeda
yaitu coklat. Seharusnya pada tabung yang berisi furfural mengandung lebih
banyak cincin berwarna ungu, lalu di susul oleh glukosa, selulosa, dan
selanjutnya pati. Menurut literatur, hal ini disebabkan glukosa yang merupakan monosakarida
harus terdehidrasi terlebih dahulu menjadi furfural. Sedangkan selulosa dan
pati yang merupakan polisakarida harus menjadi monosakarida terlebih dahulu
agar dapat terdehidrasi menjadi furfural dan hal tersebut memrlukan waktu yang
lebih lama. Sehingga dalam jangka waktu yang sama furfural lebih memiliki
banyak cincin ungu dari pada glukosa, pati maupun selulosa(slamet w, 2012).
Pada
praktikum uji Molish yang telah dilakukan menunjukkan hasil bahwa terdapat
reaksi yang ditunjukkan dengan adanya beberapa lapisan warna setelah melakukan
pencampuran antara larutan gula, naftol serta H2SO4 pekat
yang berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan
furfural dengan kata lain apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan glukosa
misalnya, kemudian secara hati-hati ditambahkan asam sulfat pekat, akan
terbentuk dua lapisan zat cair. Pada batas antara kedua lapisan itu akan
terjadi warna ungu karena terjadi reaksi
kondensasi antara furfural dengan naftol.a. Dehidrasi heksosa
menghasilkan senyawa hidroksi metil furfural, sedangkan dehidrasi pentosa
menghasilkan senyawa fulfural. Furfural ini kemudian bereaksi dengan reagent
Molisch, α-naphthol membentuk cincin yang berwarna ungu.
Ø Uji Seliwanoff
Uji seliwanoff bertujuan untuk mengeahui adanya
ketosa (karbohidrat yang mengandung gugus keton). Jika gula tersebut mempunyai
gugus keton, ia adalah ketosa. Sebaliknya jika ia mengandung gugus aldehida, ia
adalah aldosa. Uji ini didasarkan pada fakta bahwa ketika dipanaskan, ketosa
lebih cepat terdehidrasi daripada aldosa. Pada pereaksi seliwanoff, terjadi
perubahan oleh HCl panas menjadi asam levulinat dan hidroksilmetil furfural.
Jika dipanaskan karbohidrat yang mengandung gugus keton akan menghasikan warna
merah pada larutannya.Pada tabung 1
yang berisi larutan HCl 5 N ,2 ml fruktosa 0,01 M, dan 0,5 ml risolsinol 0,5 %
terdapat reaksi perubahan warna yaitu dari putih bening menjadi merah cerah
atau merah muda, hal tersebut dapat terjadi karena fruktosa memiliki gugus
keton maka ketika bereaksi dengan resorsinol akan memberikan warna merah cerah. Hal ini menunjukkan bahwa fruktosa
mengandung karbohidrat yang mengandung gugus keton, meskipun larutan yang
terbentuk bukan merah orange karena mungkin di karenakan konsentrasinya yang
terlalu kecil atau cara homogenisasi yang kurang lama. Atau bisa saja disebabkan oleh katalis ( HCl )
yang bereaksi kurang sempurna. Sedangkan tabung 2 yang berisi 2 ml larutan glukosa 0,01
M yang di homogenisasi dengan larutan 2
ml HCl 5 N dan 0,5 ml risolsinol 0,5% menunjukkan hasil reaksi yang negatif.
Hal tersebut di karenakan Glukosa tidak memiliki gugus keton malainkan gugus
aldehid, sehingga tidak bereaksi dengan resorsinol.
Ø Uji Bial
Berdasarkan
tabel hasil pengamatan pada praktikum uji bial ini di dapat bahwa tabung 1 yang
berisi larutan pentosa A (Xilose) dengan reagen larutan Bial menunjukkan reaksi
berupa perubahan warna dari biru menjadi biru pekat. Sedangkan pada tabung 2
yang berisi larutan pentosa B(arabinosa) dengan reagen larutan Bial menunjukkan
hasil reaksi yang positif yaitu dari warna biru menjadi biru kehijauan.
Uji
bial adalah suatu uji untuk mengetahui adanya gula pentosa.Pemanasan pentose
dengan pereaksi Bial akan menghasilkan furfural yang berkondensasi dengan
orcinol dan ion feri.Hasil pemanasan akan menghasilkan
warna biru hijau ketika bereaksi dengan reagen bial yang
menunjukkan adanya gula pentosa. Hidroksimefuktural yang terbentuk
dari heksosa akan bereaksi dengan orcinol membentuk warna kuning kecoklatan .Pada uji bial, dasar dari percobaannya adalah
dehidrasi pentosa oleh pereaksi bial menghasilkan furfural dengan penambahan
orsinol(3.5-dihidroksi toluena) akan berkondesasi membentuk senyawa kompleks
berwarna biru
Ø Uji Antron
Berdasarkan hasil pengamatan yang tercatat
pada tabel menunjukkan bahwa pada tabung 1 yang berisi larutan antron, H2SO4
(p) dan larutan sacarida
menunjukkan perubahan warna dari kuning bening menadi kuning keruh. Pada tabung
2 yang berisi larutan antron dengan penambahan H2SO4 (p)
tanpa penambahan larutan sacarida dalam reaksinya tidak menunjukkan
perubahan warna karena warnanya tetap kuning bening. Begitu pula pada tabung 3
yang berisi larutan H2SO4 (p) dengan larutan
sacarida tanpa penambahan larutan antron hasil reaksinya adalah negatif karena
tidak menunjukkan perubahan warna.
Menurut literatur, Prinsip uji Antron sama
dengan uji Seliwanof dan Molisch yaitu menggunakan senyawa H2SO4p
untuk membentuk senyawa furfural lalu membentuk kompleks dengan pereaksi Antron
sehingga terbentuk warna biru kehijauan dengan kata lain oleh asam sulfat
akan dihidrolisa menjadi monosakarida dan selanjutnya akan mengalami dehidrasi
dan menjadi furufural membentuk senyawa kompleks berwarna biru kehijauan.Timbulnya
warna hijau atau hijau kebiruan menandakan adanya karbohidrat dalam larutan.
Percobaan uji antron yang di lakukan pada praktikum ini menunjukkan hasil yang
negatif dan tidak sesuai dengan literatur. Hal ini dapat terjadi karena
beberapa kemungkinan,antara larutan antron yang mungkin sudah kadaluarsa,
tabung yang di pakai kemungkinan sudah terkontaminasi lain zat lain,atau bisa
jadi peneliti yang kurang memahami prosedur yang tertera pada subbab metode.
3.3
Pertanyaan dan Jawaban
·
Pertanyaan
1. Pada uji Selliwanoff
dan uji Bial di perlukan panas untuk mengetahui terjadinya perubahan warna.
Sedangkan pada uji Molish dan uji Antron tidak dilakukan . mengapa demikian?
2. Jelaskan
prinsip-prinsip dasar yang menjadi pembeda keempat pengujian yang di lakukan.
·
Jawaban
1. Pada
uji seliwanoff tidak menggunakan H2SO4 (p) sehingga harus melalui
proses pemanasan yang bertujuan untuk mengetahui kecepatan dehidrasi antara
karbohidrat yang mengandung gugus keton (ketosa) dan karbohidrat yang
mengandung gugus aldehid(aldosa) yang pada faktanya ketosa lebih cepat
terdehidrasi dari pada aldosa. Begitu pula pada uji Bial harus melalui pemanasan
pentose dengan pereaksi Bial yang akan menghasilkan furfural yang berkondensasi
dengan orcinol dan ion feri. Sedangkan pada uji Molish dan antron tidak melalui
proses pemanasan karena sudah menggunakan H2SO4 (p) yang dapat menghidrolisis heksosa
menghasilkan senyawa hidroksi metil furfural dan hidrolisis pentosa menghasilkan senyawa furfural.
2. uji molish:
Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam sulfat pekat.
Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil furfural, sedangkan
dehidrasi pentosa menghasilkan senyawa furfural. Tujuannya adalah untuk
mengetahui ada tidaknya karbohidrat pada bahan yang di uji.
Uji
seliwanoff: prinsip reaksinya didasarkan pada fakta bahwa
ketika dipanaskan, ketosa lebih cepat terdehidrasi daripada aldosa, terjadi
perubahan oleh HCl panas menjadi asam levulinat dan hidroksilmetil
furfural.Tujuan adalah untuk mengeahui
adanya ketosa (karbohidrat yang mengandung gugus keton).
Uji
bial : prinsip reaksi dari
percobaannya adalah dehidrasi pentosa oleh pereaksi bial menghasilkan furfural
dengan penambahan orsinol(3.5-dihidroksi toluena) akan berkondesasi membentuk
senyawa kompleks berwarna biru. Tujuannya untuk mengetahui adanya gula
pentosa.
Uji
antron : prinsip percobaannya menggunakan senyawa H2SO4p
untuk membentuk senyawa furfural lalu membentuk kompleks dengan pereaksi Antron
sehingga terbentuk warna biru kehijauan. Tujuannya untuk mengetahui ada
tidaknya karbohidrat.
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembandingan dengan
literatur dapat di simpulkan bahwa:
Ø Dari
uji Molish dapat di ketahui bahwa adanya kerbohidrat di tunjukkan dengan adanya
cincin berwarna ungu pada larutannya karena
terjadi reaksi kondensasi antara furfural dengan naftol.a.
Ø Dari
uji Seliwanoff dapat di ketahui bahwa fruktosa adalah karbohidrat yang
mengandung gugus keton (ketosa)dan glukosa adalah karbohidrat yang tidak
mengandung gugus keton(mengandung gugus aldehid) atau biasa di sebu aldosa.
Ø Dari
uji Bial kita dapat mengetahui ada tidaknya gula pentosa yang terkandung dalam
bahan uji tersebut.
Ø Dari
uji antron kita dapat mengetahui ada tidaknya karbohidrat pada bahan uji ditunjukkan
dengan adanya perubahan warna dari kuning menjadi hijau kebiruan.
Daftar
Pustaka
Ø Analisa
Karbohidrat _ AAK Nasional Surakarta.html
Ø 3316204-uji-kulaitatif-untuk-identifikasi-karbohidrat.html
Ø Analisis-karbohidrat-secara-kualitatif.html
Ø uji-molisch.html
Ø LAPORAN
PRAKTIKUM UJI KARBOHIDRAT _ kumalasarievhy.html
Ø Laporan
Biokimia Karbohidrat (Biochemistry) by
Perpustakaan Online Indonesia.html
Ø Reaksi-molisch-uji-molisch.html
Slot machine casino site【VIP】
BalasHapusSlot machine casino site,【WG98.vip】⚡, free,casino,casino games,casinovision,poker,casino reviews,slots,free luckyclub slots,tournaments.
Casinos that provide real money casino games - Wooricasinos
BalasHapusThe most popular casinos with real money games include the 일본 야구 분석 사이트 ones that offer a bloggingvalley.com welcome 해외사이트 bonus up 캔 토토 to $2000 when you sign up and play for real. The 골인 뱃 best
Borgata Hotel Casino & Spa - Mapyro
BalasHapusMapyro Hotel Casino 남원 출장샵 & 서울특별 출장마사지 Spa, Atlantic City: Mapyro Hotel Casino & Spa locations, hours, maps, 삼척 출장마사지 photos and more to get the 보령 출장마사지 best value for 아산 출장안마 your trip!